Gagal Lagi, Puasa Gelar Timnas Garuda Muda Masih Berlanjut

Toserben - Gagal lagi. Itu kata yang muncul sesaat final sepakbola SEA Games 2019 berakhir antara Vietnam melawan timnas Indonesia dengan skor 0-3. Kekalahan telak itu tentu memperpanjang noda timnas garuda muda di gelaran olahraga Asia Tenggara ini yang berarti puasa gelar masih akan terus berlangsung.

Ada apa sih dengan permainan timnas Garuda Muda?

Bermain cantik sepanjang turnamen ternyata tidak menjamin timnas Garuda Muda mengakhiri turnamen dengan senyuman puas. Timnas Indonesia masih belum belajar banyak dari kekalahan atas Vietnam 1-2 di fase grup. Permainan yang menawan Indonesia tidak berhasil bongkar tembok kokoh pertahanan Vietnam.
Garuda Muda kalah lagi
Gempuran bertubi-tubi anak-anak muda Garuda selalu mental di 1/3 lapangan terakhir. Kuncil utama Vietnam dalam memutus serangan timnas Garuda Muda adalah membiarkan Indonesia mengusai bola hingga 2/3 lapangan lalu lakukan pressing ketat di barisan pertahanan mereka.

Lalu akar masalah timnas Garuda Muda ada dimana?

Sebenarnya akar masalah timnas Garuda Muda adalah tidak adanya rencana cadangan apabila melawan tim dengan pertahanan gerendel atau istilah populernya “parkir bus” seperti yang kerap diperagakan tim asuhan Jose Mourinho.
Permainan cepat yang bertemu dengan pertahanan disiplin akan kalah kalau tidak menemukan celah dan cara khusus menghancurkannya.
Selain itu, mental juga masih menjadi PR lain untuk timnas Garuda Muda terutama di partai puncak. Statistik membuktikan kalau seringkali timnas kalah di partai puncak, entah karena merasa antiklimaks atau demam panggung. Main bagus di awal tapi gagal di final. Sebuah penyakit yang harus dicari obatnya sesegera mungkin.

Apa obat yang mujarab untuk punggawa Garuda Muda?

Hal utama yang harus timnas Indonesia perbaiki adalah mental bertanding. Jangan pernah hilang atau kalah mental di pertandingan atau babak apapun karena itu akan otomatis berperan besar menentukan jalannya permainan.
Kedua adalah strategi bermain. Timnas Garuda Muda harus selalu punya rencana B apabila rencana A gagal. Strategi mengurung pertahanan lawan akan berhasil kalau lawan tidak rapat menutup pertahanan. Tapi apabila gagal, maka para pemain harus bisa memancing mereka keluar dari pertahanan untuk menciptakan celah kosong. Tugas yang gampang-gampang untuk dilakukan dalam waktu 90 menit.
Yang terakhir adalah persepsi permainan. Banyak orang beranggapan main cantik dan menang adalah impian semua tim termasuk timnas Garuda Muda. Akan tetapi yang terjadi adalah kekalahan. Mungkin ada kalanya timnas Indonesia berpikir bagaimana caranya untuk menang dibandingkan bermain menghibur, mengingat trofi adalah hal yang dicari dalam sepakbola. 
Contoh paling nyata adalah Jose Mourinho bersama tim asuhannya berhasil meraih gelar juara dengan menerapkan negative football .
Mourinho sukses dengan negative footballnya
Memang membosankan, tapi kalau sudah mendapatkan trofi, apalagi yang mau dicari? Setuju kan Sobatben ?

Comments