Sejarah Banjir Jakarta dari Masa Penjajahan hingga Saat Ini

Toserben - Bicara tentang sejarah banjir Jakarta, tentu tidak terlepas dari sejarah Ibukota yang akrab dengan banjir sejak masa lampau. Topografi Jakarta yang lebih rendah dan menjadi muara dari berbagai sungai turut menjadi alasan kenapa banjir selalu terjadi.

Awal sejarah banjir Jakarta di masa penjajahan

Sejarah banjir Jakarta memang dimulai dari jaman penjajahan tepatnya sekitar abad 17 saat VOC membangun sejumlah kanal dan sodetan untuk menanggulangi banjir. Akan tetapi hal ini tetap saja tidak berhasil untuk jangka panjang. Masalah banjir terus saja terjadi.
Sejarah banjir Jakarta kembali berlanjut di abad 20 dimana banjir besar menerjang di tahun 1918 dan 1920. Hal yang kemudian membuat pemerintahan kolonial membangun banjir kanal barat setidaknya untuk mengurangi resiko banjir. Kanal banjir barat akhirnya selesai dibangun dari pintu air Manggarai hingga Muara Angke.
Banjir Jakarta tahun 1918
Kanal banjir barat
Pembangunan berlanjut hingga tahun 1930 dan hal ini cukup berhasil untuk tidak terjadi lagi banjir Jakarta hingga setidaknya 3 dekade ke depan.

Sejarah banjir Jakarta di masa kemerdekaan

Berlanjut setelah kemerdekaan, sejarah banjir Jakarta kembali terjadi di tahun 1960-an yang mengharuskan Pemerintah Pusat dan Ali Sadikin, selaku gubernur saat itu untuk membangun waduk dan berbebagi saluran air seperti Cakung dan Cengkareng yang masing-masing menghabiskan biaya hingga Rp 9 miliar dan Rp 11 miliar yang memotong beberapa sungai.
Walaupun begitu, cerita sejarah banjir Jakarta seolah tidak berhenti karena di tahun 1976 banjir besar kembali melanda. 

Kelanjutan sejarah banjir Jakarta di masa sekarang

Awal abad 21 disambut dengan kelanjutan banjir tepatnya di tahun 2002 dan 2007. Banjir 2007 memberikan dampak yang sangat dahsyat karena merenggut puluhan jiwa hingga triliunan rupiah melayang karena lumpuhnya aktivitias bisnis kala itu.
Delapan tahun berselang tepatnya tahun 2015, sejarah banjir Jakarta melanjutkan kisahnya yang diakibatkan karena curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan saat biasanya.
Dan kini di awal tahun 2020 tepatnya tanggal 1 Januari, kembali banjir besar Jakarta datang lagi seperti tamu tak diundang yang ditandai dengan curah hujan mencapai 377 mm per hari. Perekonomian ibukota menjadi lumpuh dengan adanya lebih dari 100 titik banjir di Jabodetabek.
Sejarah banjir Jakarta memang cukup panjang dan tampaknya harus segera dilakukan tindakan pencegahan sebelum menjadi semakin parah di masa depan nantinya. 

Comments